SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Elektabilitas dan popularitas calon bupati (Cabup) Saiful Ilah hingga saat ini dianggap masih paling tinggi dibandingkan calon lain. Dalam rilis dari lembaga survei The Republic Institute (TReI) yang telah melakukan survey dengan wawancara pada 3-9 Agustus lalu, cabup incumbent tersebut masih menempati posisi teratas meski masih rawan disalip calon lain dalam pencoblosan 9 Desember nanti.
Diukur melalui popularitas, 98 persen dari 430 responden mengenal Abah Ipul-sapaan akrab Saiful Ilah. Sebagai cabup yang saat ini menjabat sebagai Bupati Sidoarjo, hal tersebut dianggap wajar. Di bawahnya, MG Hadi Sutjipto dengan 70,7 persen, Ustman Ikhsan 36 persen dan Warih Andono 30,8 persen.
Baca Juga: Sambut Pilbup 2020, NasDem Sidoarjo Gelar Konsolidasi Internal
Sedangkan dari sisi popularitas cawabup, pendamping Saiful ilah yakni Nur Ahmad Syaifudin masih kalah populer dibandingkan cawabup Abdul Kholik yakni 45,6 persen. Sedangkan Nur Ahmad Syaifudin hanya 45.6 persen. Satu-satunya cawabup perempuan yakni Tan Mei Hwa memperoleh 33,5 persen di atas Imam Sugiri yang hanya memperoleh 31,5 persen.
Dari sisi elektabilitas, paslon Saiful Ilah-Nur Ahmad Syaifuddin (BERSINAR) berada di atas dengan 51,3 persen. Disusul oleh MG Hadi Sutjipto-Abdul Kholik (HATIKU) dengan 24,6 persen, Warih Andono-Imam Sugiri (WANI) dengan 9,4 persen dan di posisi buncit Utsman Ikhsan-Tan Mei Hwa (USWATAN) dengan 4,7 persen.
Direktur TReI, Fathekul Mujib mengatakan, elektabilitas BERSINAR yang memperoleh 51,3 persen belum terlalu aman sebagai seorang petahana. Apalagi tren calon incumbent selalu turun menjelang pencoblosan. “Pengusungnya hanya PKB sehingga kurang variatif basis dukungannya,” cetus Fathekul Mujib, Kamis (3/9).
Baca Juga: KPU Tetapkan Abah Saiful-Cak Nur sebagai Bupati dan Wabup Sidoarjo Terpilih
Dia mengungkapkan, paslon yang paling kuat menantang Saiful Ilah-Nur Ahmad Syaifudin yakni MG Hadi Sutjipto-Abdul Kholik. Meski elektabilitasnya masih diangka 24,6 persen namun, kombinasi cabup birokrat dan cawabup politisi bisa mendongkrak suara paslon tersebut. apalagi jumlah partai pengusung juga banyak. “Paslon ini paling potensial untuk memberikan perlawanan,” beber dosen Fakultas Ekonomi-Bisnis STAIN Pamekasan ini.
Untuk pasangan Warih Andono-Imam Sugiri dan Utsman Ikhsan-Tan Mei Hwa, sambung Fathekul Mujib, butuh kerja keras untuk bisa mendongkark eletabilitas. Di sisa waktu kampanye ini, kedua paslon harus memanfaatkan waktu yang ada. “Tergantung kerja tim untuk meyakinkan masyarakat untuk memilihnya,” ucapnya.
Elektabilitas masing-masing palson, tambahnya, setiap bulan bisa berubah. Hal tersebut tergantung kegiatan serta pendekatan terhadap masyarakat. Peta basis dukungan dari masing-masing calon harus dikenali dan dipahami oleh masing-masing tim. Dengan demikian, akan memudahkan paslon untuk melancarkan strategi menggaet pemilih. (sta/sho)
Baca Juga: PPK, PPS dan TPS dengan Kehadiran Pemilih Tertinggi di Pilkada Sidoarjo Dihadiahi Kambing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News